![]() | ||||
TNI Dukung Banser Cabuti Spanduk Anti-NKRI, |
JAKARTA - Panglima Kodam V / Brawijaya mendukung sikap
Barisan Ansor Serbaguna (Banser) untuk melawan berbagai ajakan anti-Pancasila
dan NKRI yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung seperti melalui
poster, spanduk, dan selebaran.
Pangdam V/Brawijaya Mayjend TNI Sumardi menyatakan memiliki
persepsi yang sama dengan sikap Banser untuk menolak dan melawan ajakan
khilafah. Banser di antaranya akan mencabuti semua publikasi dan provokasi baik
secara langsung maupun melalui media spanduk, poster, atau pun selebaran.
“Spanduk yang memprovakasi itu harus dilepas, dan kemudian
berkoordinasi dengan Polri,” kata Pangdam ketika menerima audiensi Satkorwil
Banser Jawa Timur di Makodam V/ Brawijaya, Rabu (20/4/2016).
Seperti dalam siaran persnya, Banser yang dipimpin oleh
Kepala Satkorwil Banser Jawa Timur dr. H. Usmar Usman, didampingi Kelapa Satuan
Khusus Provost Banser Mujib Idris, serta Muklis Mubarok, Ridwan dan Lila
(masing-masing personalia Satkorwil Banser Jatim).
Dalam audensi tersebut, Kepala Satkornas Banser menyampaikan
sejumlah poin pernyataan sikap. (1) Banser tetap dalam sikap tegas NKRI harga
mati, sehingga kepada siapapun yang tidak sepakat dengan NKRI seharusnya tidak
berada di bumi Indonesia. (2) Bahwa Banser tetap menempatkan Pancasila sebagai
dasar negara. (3) Bahwa Banser menerima kebinekaan sebagai realitas kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Untuk itulah, Banser menentang terhadap kelompok anti-NKRI
(Negara Kesatuan Republik Indonesia), kelompok anti-Pancasila dan kelompok yang
tidak menerima Bhineka Tunggal Ika. Termasuk, Banser tidak menerima keberadaan
gagasan negara khilafah di negeri Indonesia.
Merespons pernyataan sikap Banser tersebut, Pangdam
V/Brawijaya Mayjend TNI Sumardi menyambut baik sikap Banser yang selalu
konsisten menjaga NKRI, dasar negara Pancasila, dan semboyan negara Bhineka
Tunggal Ika.
Pangdam menyatakan sangat memahami keresahan warga NU
(Nahdlatul Ulama) terhadap munculnya gerakan-gerakan yang merongrong
sendi-sendi negara, seperti ajakan khilafah dan upaya-upaya PKI yang ingin comeback.
Selain gerakan dari kelompok kanan, Pangdam juga
mengingatkan untuk mewaspadai bahaya laten PKI, karena mereka masih eksis.
“Perlu diwaspadai bahwa PKI adalah bahaya laten. Mereka masih eksis, mereka
comeback lewat jalur demokrasi yang konstitusional, misalnya tentang kebebasan
berpendapat.”
Bukti lainnya adalah sikap PKI yang menuntut pembubaran
teritorial TNI (koramil, kodim, dst) setelah mereka berhasil menghapus
screening pada CPNS. Akan tetapi, katanya, teritorial ini adalah ruh dari TNI
dan sangat tidak mungkin untuk dibubarkan.
Pangdam menegaskan bahwa tugas TNI adalah menjaga tetap
berdirinya NKRI. TNI AD menggap negara ini ada jika masih ada Pancasila dan UUD
45. Hal ini, kata Pangdam, sesuai dengan sumpah prajurit TNI.
Pangdam juga menegaskan bahwa TNI AD ada di belakang Banser,
karena selama ini sudah terjalin sinergisitas untuk menegakkan tetap berdirinya
NKRI, dan sama-sama menjadi korban PKI.
TNI AD dan Banser juga berkomitmen untuk meningkatkan
koordinasi, dan menggelar Apel Banser se-Jawa Timur di lapangan Makodam
V/Brawijaya, yang mana Pangdam akan bertindak sebagai irup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar